Etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti karakter,
watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat
dengan konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau
evaluasi terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Sedangkan pengertian
etiket adalah suatu sikap seperti sopan santun atau aturan lainnya yang
mengatur hubungan antara kelompok manusia yang beradab dalam pergaulan.
Banyak masyarakat yang berpendapat, orang yang beretiket belum tentu
memiliki etika karena etiket dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitar
kita. Contohnya, pejabat daerah yang memberikan sumbangan kepada anak
yatim dan janda-janda hanya karena ingin memiliki pencitraan yang baik
di lingkungannya.
Dalam perkembangannya, masyarakat banyak yang berpendapat makna atau
pengertian etika dan moral adalah sama. Namun ada hal-hal yang perlu
diperhatikan adanya suatu nuansa dalam konsep dan pengertian moral dan
etika di mana moralitas biasanya dikaitkan dengan sistem nilai tentang
bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini
terkandung dalam ajaran berbentuk petuah-petuah, nasihat, wejangan,
serta peraturan yang diwariskan secara turun-temurun melalui agama atau
kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia dapat hidup secara baik.
Berbeda dengan moralitas, etika perlu dipahami sebagai sebuah cabang
filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan
perilaku manusia dalam kehidupannya. Nilai adalah sesuatu yang berguna
bagi seseorang atau kelompok orang dan karena itu orang atau kelompok
itu selalu berusaha untuk mencapainya karena pencapaiannya sangat
memberi makna kepada diri serta seluruh hidupnya. Sedangkan pengertian
norma adalah aturan atau kaidah dan perilaku dan tindakan manusia.
Sebagai cabang filsafat, etika sangat menekankan pendekatan yang kritis
dalam melihat nilai dan norma moral tersebut serta
permasalahan-permasalahan yang timbul dalam kaitan dengan nilai dan
norma-norma yang ada. Etika dapat kita dijadikan sebagai sebuah refleksi
kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan
terwujudnya dalam sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara
pribadi maupun sebagai kelompok.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui
rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu kita sebagai
manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani
hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan
tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami
bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa
bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu dan
bukan sebuah ajaran. Yang memberi kita norma tentang bagaimana kita
harus hidup adalah moralitas. Sedangkan etika justru melakukan refleksi
kritis atau norma atau ajaran moral tertentu. Atau dapat juga dikatakan
bahwa moralitas adalah petunjuk konkret yang siap pakai tentang
bagaimana kita harus hidup. Sedangkan etika adalah perwujudan secara
kritis dan rasional ajaran moral yang siap pakai itu. Keduanya mempunyai
fungsi yang sama, yaitu memberi kita orientasi bagaimana dan kemana
kita harus melangkah dalam hidup ini.
Prinsip-prinsip Etika
- · Prinsip Keindahan
Prinsip
ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang
terhadap keindahan, Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan
sebagainya .
- · Prinsip Persamaan
Setiap
manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama,
sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan
perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya.
- · Prinsip Kebaikan
Prinsip
ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan
dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat menghormati, kasih sayang,
membantu orang lain, dan sebagainya.
- · Prinsip Keadilan
Pengertian
keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu,
prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional
serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
- · Prinsip Kebebasan
Kebebasan
dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak
bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan
hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu
sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau
mengganggu hak-hak orang lain.
- · Prinsip Kebenaran
Kebenaran
biasanya digunakan dalam logika yang muncul dari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar
kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.
Basis Teori Etika
Basis teori etika dibagi menjadi 4 macam, yaitu pertama adalah etika
Teleologi. Istilah teleologi berasal dari bahasa Yunani yang artinya
adalah tujuan, di mana etika teleologi mengandung arti mengenai mengukur
baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan
tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan
tersebut. Terdapat 2 aliran etika teleologi yaitu, egoisme etis dan
utilitarianisme. Egoisme etis memiliki pandangan bahwa tindakan dari
setiap manusia pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan
memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral kita
sebagai manusia adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika
cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan
pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat
vulgar. Sedangkan utilitarianisme yang berasal dari
bahasa Latin utilis yang berarti bermanfaat, memiliki pandangan bahwa
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk
menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah kebahagiaan terbesar
dari jumlah orang yang terbesar.
Basis teori etika yang kedua adalah Deontologi. Istilah dentologi
berasal dari bahasa Yunani deon yang berarti kewajiban, di mana yang
menjadi dasar baik buruknya perbuatan kita sebagai manusia adalah
kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks agama,
sekarang juga merupakan salah satu teori etika yang terpenting.
Basis teori etika yang ketiga adalah Teori Hak. Dalam pemikiran moral
dewasa ini, teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku manusia.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang
sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia
itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
Basis teori etika yang ketiga adalah Teori Keutamaan, di mana mengandung
arti memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah
suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku
baik secara moral. Contoh keutamaan adalah kebijaksanaan, keadilan, suka
bekerja keras, dan hidup yang baik.
Egoism atau Egoisme
Egoisme Rachels (2004) memperkenalkan dua konsep yang berhubungan dengan egoisme. Pertama,
egoisme psikologis, adalah suatu teori yang menjelaskan bahwa
semua tindakan manusia dimotivasi oleh kepentingan berkutat diri
(self servis). Menurut teori ini, orang bolah sajayakin ada
tindakan mereka yang bersifat luhur dan suka berkorban, namun
semua tindakanyang terkesan luhur dan/ atau tindakan yang suka
berkorban tersebut hanyalah sebuah ilusi.Pada kenyataannya, setiap
orang hanya peduli pada dirinya sendiri. Menurut teori ini,
tidakada tindakan yang sesungguhnya bersifat altruisme , yaitusuatu
tindakan yang peduli pada orang lain atau mengutamakan
kepentingan orang lain dengan mengorbankan kepentingan dirinya.
Kedua, egoisme etis, adalah tindakan yang dilandasi oleh
kepentingan diri sendiri (self-interest).Tindakan berkutat diri
ditandai dengan ciri mengabaikan atau merugikan kepentingan
oranglain, sedangkan tindakan mementingkan diri sendiri
tidak selalu merugikan kepentingan orang lain. Berikut adalah pokok-pokok pandangan egoisme etis:
- Egoisme etis tidak mengatakan bahwa orang harus membela kepentingannya sendiri maupun kepentingan orang lain.
- Egoisme etis hanya berkeyakinan bahwa satu-satunya tuga adalah kepentingan diri.
- Meski egois etis berkeyakinan bahwa satu-satunya tugas adalah membela kepentingan diri,tetapi egoisme etis juga tidak mengatakan bahwa anda harus menghindari tindakanmenolong orang lain
- Menurut paham egoisme etis, tindakan menolong orang lain dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut bertautan dengan kepentingan diri sehingga dalam menolong orang lain sebenarnya juga dalam rangka memenuhi kepentingan diri.
- Inti dari paham egoisme etis adalah apabila ada tindakan yang menguntungkan orang lain,maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu benar.Yang membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu menguntungkan diri sendiri.
Jadi menurut saya, apabila melihat definisi dari etika menurut beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan etika adalah suatu cabang dari ilmu filsafat yang berbicara tentang perilaku manusia mulai dari baik buruk, benar salah, tanggung jawab dan di dalam etika terdapat norma-norma. dan didalam etika memiliki 6 prinsip etika.
http://lailastudent.blogspot.com/2012/11/prinsip-prinsip-etika.html
http://arlyofebro.blogspot.com/2012/10/pendahuluan-etika-sebagai-tinjauan.html
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Amanita%20Novi%20Yushita,%20S.E./TEORI%20ETIKA.pdf