Senin, 23 Juli 2012

cerita tentang masyarakat kecil

kehidupan zaman sekarang itu sangat berat dan sering kali orang" kecil yang tak berdaya merasa tertindas, karna faktor EKONOMI yang semakin hari semakin sulit.
tidak hanya barang" kebutuhan sandang dan pangan yang melonjak sangat drastis, harga biaya ongkos transportasi pun semakin mahal. dan dengan adanya kenaikan harga yang semakin tinggi itu adalah salah satu bentuk contoh yang dapat meresahkan rakya..
Bisa dibayangkan betapa berat kehidupan mereka dalam memenuhi semua kebutuhan dasar di kesehariannya. Sementara itu penghasilan yang didapat makin tidak menentu. Hingga akan kemana lagi mencari jalan keluar untuk mengatasi krisis ekonomi keluarganya? Apakah mereka tidak boleh hidup? Tidak memiliki hak hidup dinegeri yang subur dan kaya ini?
Tentu saja tidak, mereka tetap memiliki hak hidup. Mereka harus hidup. Mereka harus bertahan. Mereka harus diangkat dari kehancuran secara ekonomis. Tapi siapa yang akan melakukanya? Yang akan mengentaskan mereka dari jurang kehancuran ekonomi tersebut? Karena mereka sendiri sudah kewalahan memerangi kerasnya kehidupan.
Dalam keadaan darurat seperti ini tentu pemerintah sangat berkepentingan, yakni untuk melaksanakan dan mewujudkan tugas dan tanggugjawab konstitusional-nya secara nyata dan jelas/ pasti. Tidak hanya secara sporadis, tidak hanya mengatasi permukaannya saja. Melainkan secara mendalam dan tuntas. Sampai mendasar. Dilakukan dengan niat yang sungguh- sungguh. Secara totalitas tanpa reserve.
Bila kita menengok kota-kota di Indonesia, seakan warga keturunan dari orang kaya menguasaiperekonomian di negara kita tercinta ini, baik dikota besar maupun kecil, mereka begitu piawai memanfaatkan dan mengendalikan urat nadi perekonomian kita. Tetapi disamping itu pula masih ada penduduk pribumi pewaris  yang sah dari tanah dan negeri ini, hanyalah sebagai orang pinggiran yang berkelompok di desa-desa dan pinggiran kota dengan pemandangan serta kehidupan yang serba kurang mengenakan karena hidup dalam lingkungan yang kumuh dan terisolir dari sarana yang menyehatkan.
Ironis memang bila kita menjadi penonton di negeri sendiri. Apalagi bila sudah berbicara masalah kemiskinan seakan dihadapkan pada gulungan benang kusut yang tak tahu ujung pangkalnya.Walau sudah banyak hal yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi dan mengentaskan kemiskinan di Indonesia,mulai dari BLT, JAMKESMAS ,BOS atau program yang lainnya, tapi semua itu kenapa belum bisa menjawab secara tuntas akan permasalahan kemiskinan. Apa yang salah dan dimana letak kesalahannya..? karena realitanya masih banyak saja orang yang hidup dalam garis kemiskinan, gizi buruk bagi balita, sulitnya  mendapat  pengobatan gratis karena tidak terjaring dalam JPS. Walau kenyataan memang tergolong tidak mampu.
Ternyata polemik tentang kemiskinan ini sangat lah mengeriskan dan berdampak langsung dalam kehidupan mereka.
Bila kita membicarakan kemiskinan di negara ini, memang  sulit rasanya untuk bisa mencari jalan keluar yang baik guna mengurangi angka kemiskinan. Walaupun dalam pembukaan UUD 1945 telah menjelaskan salah satu tujuan didirikannya NKRI yaitu mensejahterakan kehidupan bangsa dan diperjelas lagi dalam Pancasila sila ke-5, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Tapi semua itu sulit terwujud bila kita hanya bergantung pada pemerintah saja. Harus ada motivasi yang lebih untuk merubah keadaan pada setiap insan itu sendiri. Termasuk juga harus ada peningkatan SDM, karena dengan peningkatan SDM diharapkan dapat menjadi motor penggerak bagi semua termasuk juga masalah ekonomi.